IESF WEC Dota 2 tahun ini telah usai dan Indonesia sebagai negara penyelenggara berhasil meraih juara pertama. Setelah series bo5 yang penuh drama dan ketegangan, mereka berhasil menjuarai Grand Final melawan tim Filipina.
Kali ini, VCGamers akan membahas tentang keseruan series grand final IESF Dota 2. Pertandingan antara timnas Indonesia dan Filipina ini memiliki momen kunci yang menentukan arah kemenangan grand final tersebut.
Bagi kamu yang kelewatan, yuk simak rekap singkat Grand Final Dota 2 IESF WEC 2022 di bawah ini!
Baca Juga: Timnas Dota 2 Indonesia Turun ke Lower Bracket IESF 2022
Series Grand Final IESF Dota 2 yang Menegangkan
Timnas Dota 2 Indonesia berhasil lolos ke Grand Final dan akhirnya berhadapan lagi dengan tim Filipina. Karena tim Filipina lolos dari Upper Bracket, maka mereka mendapatkan keunggulan dengan satu poin pertandingan by deafult.
Meskipun tim Filipina memiliki keunggulan satu poin, hal tersebut tidak mematahkan semangat dari timnas Dota 2 Indonesia. Nyatanya, mereka berhasil mendapatkan poin di game kedua, membuat series bo5 tersebut imbang 1-1.
Namun, Filipina membalas equalizer dari timnas Indonesia dan memenangkan game ketiga. Timnas Indonesia tidak mampu menutup game ketiga dan harus kalah unggul dengan skor 1-2.
Game keempat kembali dimenangkan oleh timnas Indonesia dengan draft hero yang mengarah kepada hero unit. Sebagai contoh, Womy mendapatkan hero Beastmaster dengan summon serigala dan creep jungle yang merepotkan para pemain Filipina.
Setelah itu, Dreamocel juga mendapatkan hero Phantom Lancer yang terkenal sebagai hero dengan unit banyak berkat skill yang memberikan ilusi.
Karena tim Filipina kesusahan untuk melawan hero dengan unit yang cukup banyak, akhirnya timnas Indonesia bisa menang hanya dalam 31 menit.
Baca Juga: Timnas CS:GO Women Indonesia Juara 3 di IESF WEC 2022
Game Kelima Menjadi Penentu Juara IESF Dota 2
Filipina sudah mendapatkan dua poin dari game pertama dan game ketiga. Untuk timnas Indonesia, mereka juga sudah mendapatkan dua poin dari game kedua dan game keempat.
Hal tersebut berarti bahwa grand final IESF Dota 2 akan bergantung kepada game kelima sebagai game penentu dari series penuh drama ini.
Pada game kelima ini, timnas Dota 2 Indonesia kembali menggunakan hero unit yakni Visage dengan familiarnya oleh Womy dan Lone Druid dengan Spirit Bear yang dinamai “Kaesang” oleh Dreamocel.
Sementara itu, tim Filipina kembali menggunakan draft biasa yakni Tusk sebagai perlawanan untuk draft Indonesia yang selalu menggunakan Mirana oleh Whitemon dan Ember Spirit oleh Mikoto.
Sayangnya, tim Filipina mendapatkan keunggulan di awal game karena timnas Indonesia tidak bisa mengeksekusi gank dari momen-momen yang selalu kurang pas.
Namun, keunggulan tim Filipina berubah pada menit 35. Apa yang terjadi pada menit tersebut? Yuk simak pembahasannya di bawah ini!
Baca Juga: Timnas MLBB Indonesia Masuk Grand Final IESF WEC 2022
Momen Krusial Game Kelima, Mikoto MVP!
Menit 35 adalah momen yang sangat krusial bagi timnas Dota 2 Indonesia untuk membalikkan keadaan. Semuanya bermulai dari tim Filipina yang percaya diri untuk mengambil Roshan.
Namun, timnas Dota 2 Indonesia mengetahui hal tersebut dan melakukan scouting dengan skill Sacred Arrow dari Mirana (Whitemon) dan Sleight of Fist dari Ember Spirit (Mikoto).
Setelah mendapatkan informasi dan vision bahwa Roshan sudah sekarat, Mikoto dengan gagahnya mengarahkan Fire Remnant untuk masuk ke dalam Rosh Pit dan berhasil mencuri Aegis of Immortal.
Mencuri Aegis bukanlah hal yang mudah karena penuh dengan resiko tinggi. Namun, pencurian Aegis bisa membalikkan keadaan sebuah pertandingan. Hal tersebut berhasil dilakukan oleh Mikoto pada laga Grand Final IESF WEC 2022.
Teamfight Terakhir di Grand Final IESF Dota 2
Setelah mendapatkan Aegis, timnas Dota 2 Indonesia akhirnya mendapatkan momen yang pas untuk melakukan ganking atau pickoff hero dari tim Filipina.
Mereka memaksa untuk melakukan push, namun tim Filipina masih bisa menahan tekanan dan menjaga high ground berkat Sniper hingga menit 40.
Pada menit 40, timnas Dota 2 Indonesia berhasil membunuh Mars dan Skywrath Mage di area mid dengan bantuan Smoke of Deceit atau SoD.
Dengan tidak adanya Mars dan Skywrath yang melakukan buyback, maka timnas Dota 2 Indonesia terus memberik tekanan hingga mencapai high ground dan membunuh beberapa hero Filipina termasuk Silencer.
Setelah itu, Marci oleh Jhocam terpaksa harus tumbang setelah diving untuk membunuh Sniper. Hal tersebut tidak sia-sia karena Sniper akhirnya bisa gugur berkat combo mematikan Searing Chains, Stone Form, dan Sacred Arrow.
Berkat combo tersebut, Sniper tidak bisa berkutik dan timnas Indonesia berhasil membunuh hard carry dari Filipina. Maka dari itu, timnas Indonesia bisa langsung fokus untuk meruntuhkan objektif dan Ancient sehingga berhak menjadi juara IESF WEC 2022 Dota 2.
Selamat sebesar-besarnya bagi timnas Dota 2 Indonesia yakni Dreamocel, Mikoto, Womy, Jhocam, Whitemon, Hyde, Aville, dan seluruh anggotanya. Berkat mereka, Indonesia berhasil membuktikan bahwa negara ini memiliki bakat yang luar biasa dalam ranah esports Dota 2.
Penuhi berbagai kebutuhan top up game hanya di VCGamers Marketplace dan nikmati promo menguntungkan yang masih tersedia!