Perbedaan Content Writing & Copywriting
Hal utama yang membedakan antara Content Writing & Copywriting adalah tujuan pembuatannya.
Dimana Content Writing biasanya ditujukan untuk pembuatan konten artikel yang panjang dan detail. Tujuannya untuk membuat audiens mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Sedangkan copywriting biasanya ditujukan untuk pembuatan tulisan yang lebih pendek. Tujuan pembuatannya yaitu menarik minat audiens untuk melakukan take action. Seperti melakukan pembelian, sign up, download, berdonasi, dan lain sebagainya.
Cara lain untuk membedakan content writing dengan copywriting adalah dimana konten tersebut di publish.
Jika kamu menemukan tulisan artikel yang di publish pada website/blog, maka itu merupakan konten dari content writing. Namun, jika kamu menemukan tulisan berupa tagline di postingan sosial media, maka itu adalah konten dari copywriting.
Kemampuan yang Harus Dimiliki oleh Content Writer
Berikut adalah skill-skill yang harus dikuasai untuk menjadi seorang content writer:
-
Keahlian Menulis
Kemampuan yang harus dikuasai untuk jadi content writer adalah ahli dalam bidang menulis. Mulai dari memahami tata bahasa yang baik, membuat susunan kalimat yang jelas, dan menggunakan tanda baca dengan tepat.
Selain teknik dasar, kemampuan lainnya yang sebaiknya dimiliki adalah storytelling yang baik, dan bisa membuat tulisan yang sesuai dengan persona audience yang disasarkan.
-
Ahli dalam Melakukan Riset
Seorang content writer harus bisa melakukan riset terhadap topik yang akan dibuatkan konten artikelnya.
Riset dilakukan supaya konten yang dibuat nantinya memang merupakan informasi yang valid, kredibel dan tidak berasal dari informasi hoax atau menyesatkan.
Dengan memperhatikan kualitas konten yang akan di publish nantinya, hal tersebut akan membuat audiens memiliki rasa percaya lebih terhadap website/blog yang sedang mereka kunjungi.
-
Memahami Target Audiens
Dalam penulisan konten, seorang content writer harus menyesuaikan gaya tulisannya dengan target audiens yang dituju.
Tujuan untuk menggunakan gaya bahasa yang tepat adalah untuk membuat pembaca jadi lebih senang berada di dalam website/blog tersebut. Tentunya ini akan berdampak baik kepada keberlanjutan bisnis/trafik dari website/blog kamu.
-
Mengikuti Perkembangan Teknologi dan Trend di Media Sosial
Seorang content writer harus bisa mengikuti perkembangan trend di media sosial, seperti Instagram, Twitter, Tiktok, dan lain-lain.
Dengan begitu, website/blog yang kamu/tim kamu kelola akan selalu menyajikan informasi up to date, dan itu akan membuat website/blog kamu mendapatkan engagement lebih banyak.
-
Memahami SEO
Untuk membuat konten dengan tujuan mendapatkan ranking tinggi di mesin pencarian Google, maka seorang content writer harus menguasai SEO dengan baik.
Hal yang bisa dilakukan untuk optimasi SEO antara lain, seperti menggunakan keyword yang volume pencariannya tinggi namun daya saingnya rendah, atau melakukan analisis pada website kompetitor guna memaksimalkan optimasi SEO di website.
Baca juga: Panduan Umum: Content Writer [Panduan Kedua]
Prinsip Dasar Tipografi
Tipografi memiliki empat prinsip pokok yang akan mempengaruhi keberhasilan suatu artikel. Berikut adalah keempat prinsip dasar tersebut:
-
Komunikasi adalah Tujuan Utama
Tujuan dalam menulis adalah untuk berkomunikasi, untuk menyampaikan ide, informasi, atau kesan dari pikiran ke pikiran pembaca.
Karena itu, tulisan yang dibuat harus mudah dipahami oleh pembaca. Jika pembaca tidak mengerti isi tulisan, maka tulisan tersebut tidak akan ada artinya.
-
Kejelasan adalah Kunci Tulisan yang Baik
Dengan menggunakan kata, ungkapan, kalimat, atau bahasa yang jelas, mudah dipahami, maka pembaca pun akan mudah menangkap pesan yang disampaikan di dalam artikel.
-
Menggunakan Bahasa yang Sederhana
Gunakan gaya bahasa orang awam atau bahasa yang dimengerti orang banyak.
Dan hindari penggunaan istilah yang rumit, seperti istilah dalam akademis, politis, sastra, birokratis, teknis, dan lainnya. Karena biasanya hanya dimengerti kalangan tertentu saja.
Namun kamu juga dapat menyesuaikan dengan website/blog yang kamu miliki/kelola.
-
Menulis adalah Proses
Menulis butuh kesabaran karena harus melalui tahapan tertentu, mulai menentukan topik, menguji topik, mencari referensi, menyusun outline, dan mengeditnya.
Menulis juga adalah “kerja intelektual” yang membutuhkan keahlian khusus. Karenanya, dibutuhkan latihan, kejelian, daya nalar, wawasan, referensi, etika, juga waktu.
Baca juga: Tips Pengolahan Artikel bagi Content Writer [Panduan Ketiga]
Tools Content Writer
Berikut beberapa tools yang sebaiknya kamu kuasai untuk menjadi content writer:
-
SEO Writing Tools
Content writer membutuhkan SEO Tools untuk membantu kontennya memperoleh ranking tinggi di halaman hasil pencarian Google.
Beberapa Tools SEO ini bisa kamu manfaatkan dalam pembuatan konten, antara lain: Google Keyword Planner, Yoast, Semrush, SpyFu, Ahrefs, dan sejenisnya.
Kamu dapat dengan mudah menarik data seperti search volume, keyword difficulty, gap kompetitor, dan lain sebagainya.
Beberapa tools SEO tersebut dapat digunakan secara gratis, namun juga tersedia langganan berbayar untuk mendapatkan fitur yang lebih lengkap, jadi sesuaikan dengan kebutuhan kamu ya.
-
Grammar Tools
Tools tata bahasa berguna bagi content writer untuk menghasilkan tulisan atau artikel yang berkualitas.
Dengan menggunakan grammar tools, content writer bisa dengan mudah menyederhanakan tulisannya. Grammar tools berfungsi untuk meningkatkan tata bahasa sehingga konten yang dibuat tidak monoton.
Tools yang bisa kamu coba antara lain: KBBI, PUEBI, Thesaurus, Rima Kata, dan sejenisnya yang rekomendasinya dapat banyak kamu temukan di mesin pencarian Google. Semua tools tersebut bisa digunakan secara gratis, namun ada juga yang berbayar jika kamu menginginkan fitur yang lebih lengkap.
-
Editing Tools
Tools Editing online bisa digunakan untuk memeriksa konten sebelum mempublishnya ke website/blog. Fungsi editing tools adalah untuk menghindari kesalahan ketik atau typo dan kesalahan ketik yang terlewatkan.
Beberapa opsi editing tools yang dapat dicoba antara lain Grammarly, Hemingway Editor, Semrush Writing Assistant, ProWritingAid, Readable, Frase, Webspellchecker, 750 Words, Ginger, Text Expander, 1Checker, Grammar Base, dan tentunya masih banyak lagi yang dapat kamu temukan di luar sana.
Dalam jumlah kata yang terbatas, tools tersebut bisa kamu gunakan secara gratis.
-
Plagiarism Check Tools
Jangan lupa untuk selalu mengecek plagiat tulisan kamu, sebelum kamu melakukan publish artikel.
Walaupun artikel tersebut sebagian besar kamu buat sendiri, ada kalanya konten tulisan didalamnya adalah saduran/mengutip dari website/blog lain.
Jangan lupa mencantumkan sumber, jika kamu mengambil konten dari website/blog/sumber apa pun lainnya milik orang lain.
Selain itu, jangan sampai tulisan artikel kamu mendapatkan score plagiat yang tinggi, karena artikel kamu hanya berisi kutipan dari sumber lain.
Beberapa plagiarism check tools yang dapat kamu gunakan adalah: Small SEO Tools, Duplichecker, Plagiarism Detector, Plagiarism Checker, dan beberapa tools pendeteksi plagiat lain yang dapat dengan mudah kamu temukan pada rekomendasi pencarian Google.
Seperti tools pada umumnya, jika kamu ingin mendapatkan fitur yang lebih mumpuni, kamu harus berlangganan dan mengeluarkan biaya.
Baca juga: Content Writing: SEO Friendly untuk Artikel/Blog Post [Panduan Keempat]
Itu lah beberapa fundamental content writing yang sudah kami rangkum untuk kamu, dan selamat kamu sudah menyelesaikan panduan pertama, yuk lanjut panduan kedua berikutnya di sini Panduan Umum: Content Writer.